Kebudayaan adalah sesuatu yang sangat berpengaruh kepada
suatu ide atau gagasan manusia, karena kebudayaan itu sendiri telah di wariskan
secara turun temurun oleh leluhur mereka dari sejak lama. Dan selama proses
tersebut kebudayaan yang terjadi di tempat tersebut akan berubah-ubah seiring
berkembangnya teknologi yang ada di sekitarnya, maka tidak heran banyak orang
yang masih mengikuti kebudayaan mereka karena di samping itu teknologi sekarang
semakin maju dan bisa menjadi alat pendukung kebudayaan tersebut. Perkembangan
kebudayaan terjadi karena peran dari manusia itu sendiri, ditambah lagi
kemajuan informasi yang sangat membantu untuk perkembangan kebudayaan di dunia
maka dengan kemajuan tersebut kita bisa berbagi pkebudayaan dengan orang banyak
sehingga kebudayaan tersebut menjadi terbuka setidaknya tidak menjadi budaya
yang primitive (tertutup).
Disamping kebudayaan yang semakin maju manusia mempunya
keinginan untuk berimigrasi dan berorientasi ke daerah atau kondisi yang baru.
Migrasi merupakan perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain.
Perpindahan penduduk yang masuk dari suatu negara ke negara lain disebut
imigrasi dan yang melakukannya disebut imigran sedangkan perpindahan penduduk
yang keluar dari suatu negara ke negara lain disebut emigrasi, yang
melakukannya disebut emigran, dan remigrasi adalah penduduk yang kembali ke
Negara asalnya. Sehingga penduduk yang
mempunyai pemikiran untuk bermigrasi karena faktor kebudayaan tersebut, karena
dengan bermigrasi unsur-unsur kurtural dan sejarah pun tersebar dan banyak
orang yang menganggapinya sebagai pemikiran yang baru bisa disebut juga
inovasi.
Penduduk yang berimigrasi biasanya tertarik pada kebudayaan
yang mereka ketahui, misalnya orang asing tertarik untuk menetap di Indonesia
karena mereka melihat budaya masyarakat di Indonesia yang unik-unik, jadi
tempat tersebut menjadi wisata para turis asing yang ingin tahu lebih dalam
tentang kebudayaan di Indonesia. Kebudayaan jawa sebagai subkultur kebudayaan
di Indonesia yang telah mengakar dan menjadi pandangan hidup bertahun-tahun,
yang umumnya pada orang jawa dilandasi pemikiran leluhur untuk hormat terhadap
sesama. Dengan adanya kebudayaan tersebut masyarakat jawa masih tetap utuh
karena mungkin menurut pemikiran mereka, budaya tersebut mempengaruhi kehidupan
yang mereka jalani maka di jawa biasanya ada tradisi ritual jawa yang biasa
orang sebut ruwatan. Ruwatan adalah ritual jawa yang dilakukan untuk pembebasan
dan pensucian terhadap dosa yang berdampak pada nasib hidupnya. Ruwatan sebenarnya
ada 3 golongan yaitu : Ruwatan untuk diri sendiri, lingkungan dan wilayah, tapi
lebih sering ruwatan yang di lakukan untuk diri sendiri karena menyangkut masa
depannya menurut kebudayaan jawa. Pada saat ini, ruwatan yang dilakukan oleh
sebagaian masyarakat Jawa jauh berbeda dengan kebudayaan peninggalan pada zaman
Hindu-Budha. Ruwatan lebih cenderung dilakukan dengan tidak mengatasnamakan
ruwatan, tetapi pada dasarnya memiliki tujuan yang sama. Lelaku sebagai wujud
atau bentuk dari ruwatan bagi diri sendiri ini juga sering dilakukan oleh
sebagian mansyarakat Jawa agar mendapatkan kebersihan jiwa.
Kepercayaan terhadap keberadaan roh nenek moyang, menyatu dengan
kepercayaan terhadap kekuatan alam yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
manusia, menjadi ciri utama dan bahkan memberi warna khususu dalam kehidupan
serta adat istiadat masyarakat Jawa, yaitu : Sinkretisme, Tantularisme dan
Kejawen yang bersifat Toleran, akomodatif serta optimistik. Secara tradisional
ruwatan ini perlu menyelenggarakan pagelaran wayang jika yang kejawen adalah
orang mampu, wayang merupakan intisari kebudayaan masyarakat Jawa yang diwarisi
secara turun temurun, tidak hanya sekedar tontonan dan tuntunan bagaimana
manusia harus bertingkah laku dalam kehidupannya, namun juga merupakan tatanan
yang diketahui dan disikapi secara bijaksana. Dalam cerita “wayang“ dengan
lakon Murwakala pada tradisi ruwatan di jawa ( jawa tengah) awalnya diperkirakan
berkembang didalam cerita jawa kuno, yang isi pokoknya memuat masalah
pensucian, yaitu pembebasan dewa yang telah ternoda, agar menjadi suci kembali,
atau meruwat yang berarti mengatasi atau menghindari sesuatu kesusahan bathin
dengan cara mengadakan pertunjukan/ritual dengan media wayang kulit yang
mengambil tema/cerita Murwakala. Selain wayang ruwatan juga memerlukan sesaji
seperti : Tuwuhan,api(batuarang),gawangan, dan bermacam-macam makanan
sesajen. Orang yang tergolong perlu di ruwat biasanya melalui nasab seperti :
ontang anting(anak tunggal laki atau perempuan), sendang kapit pancuran atau
pancuran kapit sendang, dan lain-lain. Dalam tradisi jawa orang yang
keberadaannya dianggap mengalami nandang sukerto/berada dalam dosa, maka untuk
mensucikan kembali, perlu mengadakan ritual tersebut. Itulah contoh salah satu
kebudayaan yang ada di Indonesia sebenarnya masih banyak lagi kebudayaan setiap
penduduk yang tinggal karena itu semua merupakan seni dan keragaman yang unik
di dunia.